daftar isi
tempatpinjamuang-Para pemuda yang ngerti fashion niscaya tahu sepatu Brodo. Selain merek ini merupakan merek lokal, karya anak bangsa ini dimengerti sebab kualitasnya.
tempatpinjamuang-Brodo emang sungguh-sungguh memerhatikan mutu dalam setiap produk yang dihasilkannya. Kulit yang menempel di sepatu mereka pun bukan kulit abal-abal, namun beneran kulit asli.
tempatpinjamuang-Karena itu, jangan terkejut jikalau sepasang sepatu kulitnya dihargai Rp 500 ribu. Malah ada yang harganya hingga Rp 950 ribu.
tempatpinjamuang-Kepopuleran sepatu Brodo cepat menyebar di kelompok anak muda. Yang awalnya hanya dimengerti Bandung, alhasil merambah juga ke Jakarta dan kota-kota lainnya.
tempatpinjamuang-Karena tingginya permintaan, sejumlah outlet dibuka di beberapa kota di Indonesia, menyerupai di Jakarta, Bandung, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Yogyakarta, hingga Makassar.
tempatpinjamuang-Di balik suksesnya sepatu Brodo kini ini, siapa sangka datangnya sepatu ini berawal dari ketidaksengajaan Yukka Harlanda si pendiri Brodo. Gimana kisahnya? Yuk ikuti ulasannya berikut ini.
Ukuran kaki gak masuk akal yang berbuah hoki
https://www.instagram.com/p/BkpWWIUFnDL/?hl=en&taken-by=yukkaharlanda
tempatpinjamuang-Ukuran kaki Yukka Harlanda yang gak wajar siapa sangka bikin dirinya merintis jerih payah toko sepatu. Pria kelahiran 18 Juli 1988 ini memiliki ukuran kaki 46. Ukuran yang jarang dimiliki orang-orang seusianya. Karena ukurannya yang besar itu, ia sering kewalahan ketika hendak berbelanja sepatu formal.
tempatpinjamuang-Sekalipun ada yang pas buat ukuran kakinya, ia merasa kurang terpesona dengan modelnya. Dan lagi pula harga sepatu yang dipersiapkan kepadanya terbilang mahal. Sebab ia mesti impor sepatu tersebut.
tempatpinjamuang-Yukka yang waktu itu berstatus selaku mahasiswa teknik sipil ITB pun mencari cara biar bisa mendapat sepatu yang diinginkan.
tempatpinjamuang-Sang sahabat, Putera, alhasil menyarankan untuk pergi ke daerah Cibaduyut, suatu pusat sepatu yang ada di Kota Bandung. Namun sesampainya di sana, ia sanggup penolakan sebab hanya memesan sepasang sepatu.
tempatpinjamuang-Beruntung, ada satu vendor yang hendak terima pesanan Yukka. Di tangan vendor inilah konsep sepatu rancangannya berhasil dibuat.
tempatpinjamuang-Melihat Yukka memakai sepatu baru, teman-temannya pun mengajukan pertanyaan dari mana ia mendapatkannya. Yukka yang kebetulan kepengin buka usaha menyaksikan ada kesempatan menguntungkan yang dapat ia petik. Dari sinilah inspirasi buat buka jerih payah sepatu Brodo bermula.
tempatpinjamuang-Bersama sahabatnya Putera Dwi Karunia, temannya satu jurusan di ITB, mereka memesan 40 pasang sepatu dengan modal patungan. Modal Rp 3,5 juta dari simpanan Yukka, sedangkan Rp 3,5 juta lagi dari Putera.
tempatpinjamuang-Dengan modal Rp 7 juta itulah, mereka mulai bisnis sepatu pada 2010. Ini sekaligus selaku permulaan dimulainya jerih payah sepatu Brodo.
“Kaldu ayam” yang berubah menjadi jadi merek ternama
tempatpinjamuang-Saat Yukka dan Putera mulai melaksanakan jerih payah jual sepatu ini, nama Brodo bergotong-royong belum dipakai waktu itu. Sementara itu, gak disangka-sangka pemasaran 40 pasang sepatu kulit semi-bot Signore yang dijual seharga Rp 375 ribu sepasang laris keras.
tempatpinjamuang-Daripada sepatu mereka dijual tanpa nama, mereka terpikir buat memberikannya merek. Maka muncullah nama Brodo yang memiliki arti kaldu ayam. Nama itu pun didapatnya sebab hobi mereka membaca komik.
tempatpinjamuang-Berawal dari jualan pribadi ke mahasiswa, Yukka dan Putera pun menentukan buat membuatkan Brodo lebih besar lagi.
tempatpinjamuang-Mereka pun alhasil mendirikan perusahaan yang diberi nama PT Brodo Ganesha pada tahun 2012. Sejak itu, mereka memproduksi lebih dari 5.000 pasang sepatu.
tempatpinjamuang-Tentu aja keputusan besar yang mereka ambil menjinjing konsekuensi yang lebih besar dari sebelumnya. Semisal menghasilkan outlet gres dengan pinjaman dari bank. Mereka pernah menunggak bayar cicilan. Lebih buruknya lagi sumbangan honor karyawan juga ikut tertunggak.
tempatpinjamuang-Namun, semua itu dapat mereka atasi. Buktinya, Brodo bisa meraup omzet hingga Rp 300 juta per bulan pada tahun 2014 dengan pemasaran lebih dari 6.000 pasang.
tempatpinjamuang-Bahkan, di usia Yukka dan Putera yang belum genap 30 tahun, mereka udah bisa memberdayakan lebih dari 138 karyawan.
tempatpinjamuang-Buat mereka, yang terpenting dan utama merupakan kepuasan konsumen. Sebab pelanggan yang puas bakal yakin dan mau beli lagi sepatu Brodo.
tempatpinjamuang-Ke depan, mereka berharap semakin marak yang menggemari sepatu Brodo. Sebab dengan begitu, produk dalam negeri bisa berkompetisi dan lebih maju dibanding produk-produk luar.
tempatpinjamuang-Itulah kisah gimana sepatu Brodo bisa sukses menyerupai sekarang. Kehebatan Yukka dan Putera dalam menangkap kesempatan bikin mereka menjadi usahawan berhasil sekarang.
tempatpinjamuang-Dengan memaksimalkan potensi yang ada dan menyediakan penawaran yang baik, sepatu Brodo jadi favorit banyak orang.
Tags : cerita sukses